SEGALA KUASA ADA DI TANGAN TUHAN
By Jonathan Prawira
Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya – (1 Tawarikh 29:12)
Saya tertarik pada Singapura, bukan karena negara ini adalah surga wisata dan cuci mata. Tapi karena Sing-Lish (Singaporean-English). Apa itu? Mereka mengucapkan bahasa Inggris diakhiri kata “-lah”. Artinya kurang-lebih adalah “deh”. Misalnya: “It’s okay-lah” (boleh deh), “No problem-lah” (nggak masalah deh), dan seterusnya. Kita juga bisa membuat Indo-Lish (Indonesian-English). Gunakan bahasa Inggris dengan akhiran “-donk” misalnya “Of-course donk” (tentu saja donk), “Help me donk” (tolong saya donk).
Tapi inspirasi yang ingin saya bagikan di sini adalah pengalaman ketika suatu kali pelayanan di Singapura, kami terpaksa naik taxi karena panitia berhalangan untuk menjemput. Wah, saya bingung. Jangankan Singapura, di Singaparna saja saya tidak tahu jalan.
Di taxi ketika kami sedang ngobrol, tiba-tiba sang sopir yang sudah tua menyela dalam bahasa Inggris, “Kalian dari Indonesia?” Setelah kami mengiyakan, ia bertanya, “Tahukah kalian, Lee Kuan Yew (tokoh politik Singapura) berasal dari Indonesia ?” Jelas, kami tidak tahu.
Sang sopir menertawakan ketidaktahuan kami dan bercerita, “Saya dulu benci Lee Kuan Yew. Waktu saya tahu dia bukan orang Singapura, saya lebih benci lagi. Kenapa?” ia bertanya sendiri lalu menjawab sendiri, “Karena sebagai orang asing, ia memerintah dengan tangan besi. Banyak membuat peraturan-peraturan yang mengekang kebebasan kami. Uh, saya benci sekali padanya.” Ia terdiam sebentar sambil melirik spion. Mungkin ia ingin memastikan kami tidak tidur mendengar ceritanya.
Menangkap mata kami tetap penuh keingintahuan, ia pun melanjutkan. “Tapi itu dulu. Sebelum kami menikmati hasilnya. Singapura yang dulu jorok, kumuh, miskin, berubah jadi cantik, modern, bersih, dan makmur. Sekarang saya mencintainya. Ternyata apa yang dilakukannya itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk kepentingan kami semua.” Ia mengakhirinya ceritanya dengan mengacungkan jempol.
Saya mendapatkan inspirasi berharga. TUHAN senasib dengan Lee Kuan Yew. Apa yang dipikirkan dan dilakukanNya bukanlah untuk diriNya melainkan untuk kepentingan kita semua. IA terpaksa melakukan segala cara -- mulai dari cara lembut sampai cara yang keras -- untuk mengubah hidup kita lebih baik. Namun dalam ketidakmengertian, kita membenciNya, menolakNya, memusuhiNya, melawanNya, menyakiti hatiNya. Sampai akhirnya, hidup kita berubah lebih baik, barulah kita menyadari betapa IA sangat mengasihi kita di setiap rencanaNya maupun perbuatanNya.
Di setiap rencanaMu / Kau tunjukkan masa depan p’nuh harapan / Di setiap perbuatanMu / Kau bawaku menuju hidup berkelimpahan
Sebab itu mulai dari sekarang, jangan ada salah paham lagi terhadap TUHAN. Daripada merecoki TUHAN yang sedang mewujudkan rencanaNya yang indah terhadap kita, lebih baik kita berfokus melakukan bagian kita dengan percaya, bahwa apapun problem yang sedang kita hadapi saat ini, pada akhirnya kemenanganlah yang TUHAN berikan pada kita.
Segala kuasa ada di tangan TUHAN / Ku hanya perlu bertindak dengan iman / Segala kuasa ada di tangan TUHAN / yang memberikanku kemenangan pada akhirnya (lagu SEGALA KUASA ADA DI TANGAN TUHAN, dalam Album CALL ME BLESSED).
Salam inspirasi dari worship partner Anda dari dalam taxi di Singapura.
Pencarian terkait:
0 komentar:
Posting Komentar