* Click untuk medengarkan lagu
By Jonathan Prawira
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang – orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1 Kor 1:27-29)
Sewaktu pertama kali mengunjungi kota Tegal, saya pikir bakal menemukan pusat warteg alias Warung Tegal. Tapi ternyata yang namanya warteg itu justru bertebaran di Jakarta, bukan di Tegal. Kalau begitu seharusnya namanya adalah warjak (warung jakarta) bukan warteg ya?
Di Tegal – selain kepitingnya yang luar biasa enak – ada kejadian yang sangat menggugah saya. DI tengah – tengah persiapan musin untuk pelayanan, ada anak muda yang berjalan masuk ke ruangan. Penampilannya biasa – biasa saja. Tapi yang menarik perhatian saya, ia berjalan ditemani, atau lebih tepatnya dituntun teman – temannya. Ternyata dia buta. Saya menyangka, anak muda ini ingin bermain – main di tempat ini mendengarkan teman – temannya bermain musik.
Saya keliru, anak muda ini dituntun terus menuju keyboard. Sampai di tempat duduknya, ia langsung meraba – raba dan memencet – mencet tombol pengatur keyboard dengan santainya seraya berseru dengan lantang, “Ayo siapa yang mau latihan?” Ternyata dialah lead keyboardis atau pemimpin musiknya.
Saya langsung melongo. Nanti malam saya akan mengajak jemaat menyembah TUHAN. Biasanya, saya menggunakan bahasa tangan untuk berkomunikasi dengan kibordis pengiring saya demi menjaga suasanya penyembahan tetap mengalir lancar. Lah, bagaimana cara saya memberikan petunjuk kepada anak muda ini?
Menyadari kebingungan saya, panitia yang menemani saya meyakinkan, bahwa saya tinggal melakukan hal seperti biasanya saat membawakan penyembahan. Ia benar, pada waktu penyembahan saya tidak perlu mengkhawatirkan anak muda itu. Ia melakukannya dengan baik. Saya tidak tahu bagaimana cara ia menangkap bahasa tangan saya, tetapi yang jelas, semua diatur baik, dan semuaorang memadati ruangan di salah satu hotel terbesar di Tegal menikmati penyembahan yang indah dan diberkati luar biasa.
Apa yang nampak lemah bagi dunia / dapat Kau pakai luar biasa / Aku yang tak berarti telah Kau pilih / untuk menyatakan anugrahMu yang luar biasa – (lagu ANUGRAHMU LUAR BIASA dari album THE NEXT LEVEL)
Sewaktu makan malam, Diana Nasution dan Sandro Tobing yang ikut melayani masih bernyanyi beberapa lagu, diiringi anak muda itu. Saya menyaksikan kegembiraan itu sambil menggeleng – gelengkan kepala dengan kagum. TUHAN yang luar biasa berkuasa memampukan setiap orang biasa – termasuk anak muda dalam segala keterbatasannya itu – untuk melakukan perkara luar biasa. Saya percaya, kita juga bisa dipakai TUHAN dalam segala keterbatasan maupun kelebihan kita, asal kita bersedia.
Salam inspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar