HIKAYAT DAUD DAN DOA MINTA MATI
By Jonathan Prawira
Alkisah, di Gua Adulam – tempat pelarian dan persembunyian dari pengejaran raja Saul yang hendak membunuhnya – Daud yang di puncak keputusasaannya setiap malam berseru dengan nyaring, “Ya TUHAN, biarlah hambaMu mati di tanganMu, daripada harus mati terhina di tangan raja Saul.” Karena merasa doanya tidak dikabulkan, Daud menjadi sangat marah kepada TUHAN.
Suatu hari ketika ia tidur kelelahan, tiba – tiba malaikat muncul dan bertanya, “Hai, Daud, mengapa engkau marah kepada TUHAN?”
Daud menjawab, ”Aku marah kepada TUHAN, karena IA tidak mendengar doaku.”
Sang malaikat memperbaiki kekeliruan perkataan Daud, “TUHAN mendengar doamu. Tetapi jelaskanlah mengapa engkau ingin mati?”
Daud pun mencurahkan isi hatinya, “Karena aku sudah lelah memikirkan penderitaan hidupku. Sejak kecil aku dipandang rendah oleh keluargaku. Sejak muda aku berhadapan dengan beruang, serigala, Goliat, dan berlaksa – laksa musuh. Aku telah kehilangan nabi Samuel, satu – satunya yang membimbing aku. Sekarang aku harus melarikan diri karena nyawaku terancam oleh Tuanku Raja yang aku bela mati – matian selama ini. Mengapa ini harus terjadi? Mengapa TUHAN yang baik membiarkanku menderita di dunia ini? Mengapa Ia tidak segera memanggilku pulang ke surga dan melepaskanku dari penderitaan ini?”
Setelah mendengarkan keluh kesah Daud secara panjang lebar, malaikat hanya menjawab dengan singkat sebelum ia menghilang, “Hai, Daud. Ketahuilah. Memang rumahmu besar di surga. Tetapi TUHAN yang Maha Baik tahu, rumah di surga untukmu belum selesai dibangun. Karena sementara orang lain sibuk mengumpulkan harta di surga, engkau hanya sibuk memikirkan penderitaanmu dan mengeluh saja.”
Daud tersadar dan merenungkan penampakan itu. Dan di Gua Adulam itulah, Daud mulai melakukan apa yang semestinya ia lakukan sebelumnya. Yaitu mempersiapkan dirinya untuk menjadi raja yang diurapi oleh TUHAN.
Semoga hikayat ini memberikan inspirasi di hati kita, bahwa salah satu alasan mengapa kita masih hidup, adalah TUHAN memberikan kita kesempatan untuk mengumpulkan harta di surga melalui setiap ketaatan, ketekunan, dan kesetiaan kita dalam mengembangkan potensi yang sudah TUHAN karuniakan, dan menggunakannya seoptimal mungkin untuk memenuhi panggilan TUHAN terhadap kita.
Karena itu jangan pernah menyerah dalam berbuat baik (dan jangan buang waktu dengan melakukan hal – hal yang buruk). Selama kita masih di dunia ini, berarti TUHAN memiliki rencana yang indah untuk kehidupan kita yang kekal di surga nanti.
Pencarian terkait:
0 komentar:
Posting Komentar