LEBIH DARI PARA PEMENANG
By Jonathan Prawira
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut – (Wahyu 12:11)
Anda ingin kalah atau menang atas suatu persaingan? Wajar kalau setiap orang ingin menang. Kemenangan itu menyenangkan, kekalahan itu menyakitkan. Tetapi yang lebih penting dari kemenangan itu sendiri adalah, apa tujuan kita menang? Saya terinspirasi hikayat Raja Saul mengadakan perlombaan kuda di antara para tentara, yang diikuti juga oleh Daud.
Sangkakala dibunyikan, kuda-kuda pun berpacu bersusulan satu sama lainnya, diiringi sorak-sorai para penonton yang mengelu-elukan jagoannya masing-masing. Singkat cerita, di putaran terakhir Daud berada di urutan terdepan, bertekad untuk menang, hampir mencapai garis akhir. Sampai tiba-tiba ia mendengar kegaduhan dan jeritan. Seorang peserta di belakangnya bermain curang. Ia sengaja menendang dan memecut kuda pesaingnya sehingga terjatuh. Penunggangnya terpelanting dan nyaris terinjak oleh kuda-kuda yang menyusul di belakangnya, ia hanya bisa berteriak ngeri.
Daud menengok sebentar ke garis akhir, tapi beberapa detik kemudian ia menarik kekang kudanya, berbelok, dan berbalik arah. Ia mengangkat si tentara saat seekor kuda hampir saja menginjak kepalanya. Si tentara yang terjatuh selamat. Namun akibatnya Daud kalah. Si tentara curang yang menjadi juaranya.
Tapi ketika Raja Saul hendak menganugerahi piala kepada tentara itu, sorak-sorai terdengar nyaring. Tapi bukan nama si pemenang yang disebut, melainkan nama Daud. Ketika Raja Saul menoleh, Yonatan, sang putra mahkota kesayangannya sedang merangkul Daud dan mengangkat tangan Daud tinggi-tinggi. Daud memang kalah di perlombaan itu, tapi ia memenangkan hati rakyat, hati tentara-tentara lainnya, dan hati Yonatan.
Segala perkara kan dapat kutanggung di dalam TUHAN yang memb’ri kekuatan yang baru
Sangkakala dibunyikan, kuda-kuda pun berpacu bersusulan satu sama lainnya, diiringi sorak-sorai para penonton yang mengelu-elukan jagoannya masing-masing. Singkat cerita, di putaran terakhir Daud berada di urutan terdepan, bertekad untuk menang, hampir mencapai garis akhir. Sampai tiba-tiba ia mendengar kegaduhan dan jeritan. Seorang peserta di belakangnya bermain curang. Ia sengaja menendang dan memecut kuda pesaingnya sehingga terjatuh. Penunggangnya terpelanting dan nyaris terinjak oleh kuda-kuda yang menyusul di belakangnya, ia hanya bisa berteriak ngeri.
Daud menengok sebentar ke garis akhir, tapi beberapa detik kemudian ia menarik kekang kudanya, berbelok, dan berbalik arah. Ia mengangkat si tentara saat seekor kuda hampir saja menginjak kepalanya. Si tentara yang terjatuh selamat. Namun akibatnya Daud kalah. Si tentara curang yang menjadi juaranya.
Tapi ketika Raja Saul hendak menganugerahi piala kepada tentara itu, sorak-sorai terdengar nyaring. Tapi bukan nama si pemenang yang disebut, melainkan nama Daud. Ketika Raja Saul menoleh, Yonatan, sang putra mahkota kesayangannya sedang merangkul Daud dan mengangkat tangan Daud tinggi-tinggi. Daud memang kalah di perlombaan itu, tapi ia memenangkan hati rakyat, hati tentara-tentara lainnya, dan hati Yonatan.
Segala perkara kan dapat kutanggung di dalam TUHAN yang memb’ri kekuatan yang baru
Para pemenang bukan tidak memiliki kelemahan, mereka hanya tidak mau menjadikan kelemahan mereka sebagai alasan untuk kalah. Para pemenang tidak mau menyalahkan siapapun sebagai kambing hitam kegagalan mereka.
Walaupun terjatuh sampai tujuh kali. Kau yang mengangkatku agar ku terus bangkit kembali Ketika kita gagal, musuh memang menang. Tapi hanya ketika kita menyerah, kita baru kalah. Orang yang sukses bukan tidak pernah jatuh, bukan tidak pernah hancur, tetapi tidak pernah dapat dihentikan (unstoppable) oleh siapapun atau oleh apapun.
Lebih dari para pemenang Kau memberikanku kuasa
Walaupun terjatuh sampai tujuh kali. Kau yang mengangkatku agar ku terus bangkit kembali Ketika kita gagal, musuh memang menang. Tapi hanya ketika kita menyerah, kita baru kalah. Orang yang sukses bukan tidak pernah jatuh, bukan tidak pernah hancur, tetapi tidak pernah dapat dihentikan (unstoppable) oleh siapapun atau oleh apapun.
Lebih dari para pemenang Kau memberikanku kuasa
Tapi pada akhirnya, seseorang menjadi lebih dari pemenang, ketika ia menyadari bahwa kemenangan bukan soal mengalahkan siapapun atau apapun, tetapi ketika kemenangannya memberikan arti bagi orang lain.
Untuk mengalahkan tiap persoalan, seperti Kau mengalahkan dunia.
Untuk mengalahkan tiap persoalan, seperti Kau mengalahkan dunia.
Mengapa Tuhan Yesus menolak menggunakan senjata dan kekuasaan untuk mengubah Israel? Saya terinspirasi, bahwa kemenangan terbesar bukanlah didapat dari peperangan terbesar, melainkan ketika kita bisa menang tanpa mesti berperang. Satu-satunya peperangan yang layak di mata TUHAN adalah peperangan melawan segala perbuatan-perbuatan iblis.
Salam inspirasi dan selamat menerima kuasa lebih dari para pemenang melalui penyembahan pribadi kita - Worship partner Anda.
0 komentar:
Posting Komentar