Rabu, 24 November 2010

Power of Worship Abraham: Blessing Worship


POWER OF WORSHIP ABRAHAM: BLESSING WORSHIP
By Jonathan Prawira

Krisis selalu dialami di segala zaman, termasuk pada zaman Abraham, Yusuf bin Yakub, dan seterusnya. Tetapi ini tidak menghalangi para penyembahNya diberkati TUHAN.
Berkat itu berbeda dengan kekayaan. Menyamakan berkat dengan kekayaan seperti menyamakan hidup Abraham dan Lot yang jelas-jelas berbeda jauh. Dari inspirasi antara Abraham dan Lot, saya menyimpulkan bahwa berkat itu adalah: 

Kuasa memperoleh kekayaan: tidak tergantung tempat, tidak tergantung siapapun, Abraham tetap bisa memperoleh kekayaan. Mungkin Abraham keluar dari Ur-Kasdim dengan kaya, tetapi kenyataannya di negeri asing, di lingkungan yang tidak ramah pun, ia tetap bisa memperoleh kekayaan.
Kebijaksanaan mengelola kekayaan: Kekayaan tidak membuat Abraham hilang kendali dirinya dan hilang sifat kemanusiaannya. Ia lebih memprioritaskan persaudaraannya dengan Lot di atas harta. Krisis apapun yang terjadi di sekitarnya tidak membuatnya jatuh miskin, karena ia memiliki kebijaksanaan mengelola dan mempertahankan kekayaan dengan baik.
Karunia menikmati kekayaan: kekayaan Abraham mendatangkan kebahagiaan baginya dan bagi keturunannya. Berbeda dengan Lot yang dalam kekayaannya, istrinya menjadi tiang garam, dan anak-anaknya melakukan penyimpangan perilaku seksual (incest) yang menghancurkan keturunan mereka.
Kesadaran memuliakan TUHAN dengan kekayaan: Abraham tahu untuk apa ia kaya, yaitu untuk mendukung pekerjaan TUHAN seperti yang dilakukannya dengan imam Melkisedek. Dan ini terbukti dari ia berani mempersembahkan segala kekayaannya kepada TUHAN, termasuk Ishak. Inilah yang menyebabkan ia menjadi icon saluran berkat bagi bangsa-bangsa.

Bagaimana kita mengalami penyembahan yang mendatangkan berkat seperti Abraham? Mungkin kita tidak memiliki kuantitas kekayaan seperti Abraham, tetapi kita dapat meningkatkan kapasitas berkat semaksimal mungkin untuk menjadikan kekayaan kita menjadi keuntungan bagi kita, kebaikan bagi sesama, dan kemuliaan bagi TUHAN

Keluaran 20:24-26 [1] Kaubuatlah bagi-Ku mezbah dari tanah dan [2] persembahkanlah di atasnya korban bakaranmu dan korban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembu sapimu. Pada setiap tempat yang Kutentukan menjadi tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkati engkau. Tetapi jika engkau membuat bagi-Ku mezbah dari batu, maka [3] jangan engkau mendirikannya dari batu pahat, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya. [4] Juga jangan engkau naik tangga ke atas ke mezbah-Ku, supaya auratmu jangan kelihatan di atasnya."

[1] Bangunlah mezbah dari "tanah". Yang didirikan bukan berdasarkan nilai estetika saja, tetapi nilai keseriusan. Bukan nilai fashion tapi nilai function. Bukan nilai pertunjukan tapi nilai kuasa. Bukan nilai kemahsyuran diri tapi nilai kemuliaan TUHAN. Bagi saya, album rohani adalah bentuk mezbah TUHAN di masa kini. Maka saya berusaha terlibat dalam album rohani bukan sekadar unjuk ekspresi hati semata, tetapi harus dibuat dengan serius untuk menolong umat TUHAN menyembah TUHAN. Sehingga album itu bisa menjadi alat penyembahan yang berkuasa mendatangkan berkat atas umatNya. Inilah esensi dari power of worship. Penyembahan yang menyenangkan hati TUHAN akan mendatangkan kuasa bagi umatNya.

[2] Persembahan bukan soal kuantitas tapi kualitas hati. Karena berapapun jumlah persembahan, sebetulnya itu adalah pemberian dari TUHAN. Tetapi persembahan adalah soal menunjukkan seberapa besar kita mengasihi TUHAN. Orang bisa memberi tanpa mengasihi, tapi orang yang mengasihi pasti memberi. Persembahkan hidup kita dengan mengasihi TUHAN dengan segenap hatimu (EQ), segenap jiwamu (SQ), segenap akalbudimu (IQ), dan segenap kekuatanmu (PQ).

[3] Mezbah yang tidak dipahat. Jangan sampai orang terlalu mempercantik mezbah agar dilihat manusia sehingga justru melupakan apa yang ingin dilihat TUHAN. Tujuan membangun mezbah yang kudus bukanlah mengubah TUHAN agar mengikuti kemauan manusia tetapi mengubah manusia agar mengikuti kemauan TUHAN. Karena kemauan TUHAN hanyalah memberkati jiwa-jiwa. Tujuan membangun mezbah yang kudus bukanlah menyenangkan TUHAN dengan ekspresi kita, tetapi menyenangkan TUHAN melalui buah-buah kehidupan kita.

[4] Seorang penyembah akan menjauhi kesombongan di hadapan TUHAN. Lucifer dengan segala kelebihannya pun tidak menahan TUHAN memecatnya dengan tidak hormat. Bagi TUHAN rupanya lebih baik tidak ada pemimpin pujian di surga daripada ia hanya muncul menjadi penampil dan show rohani saja yang akhirnya terbukti menyesatkan sepertiga malaikat.

Dengan pemahaman bahwa berkat tidak melulu bicara tentang kekayaan, maka berkat apa saja yang bisa kita terima dari TUHAN? Sebab ada orang yang menganggap tugas mereka hanya menyembah TUHAN, lalu TUHAN akan mengerjakan semuanya, ia tidak perlu berbuat apa-apa lagi selain melakukan rutinitas seperti biasa. Ini akan membuat orang itu tidak siap ketika masa yang sukar datang.

Power of wisdom atau hikmat (Intellectual Quotient).
Kita memperoleh hikmat apa yang harus kita lakukan untuk mengubah persoalan kita menjadi batu loncatan menuju kemenangan. Jangan mencoba menebak rencana TUHAN karena terlalu ajaib buat kita, tetapi cobalah mencari-tahu apa yang TUHAN ingin kita lakukan.

Power of love atau kasih (Emotional Quotient).
Kita memperoleh kekuatan hati untuk bertahan di saat badai menyerang. Hati yang kuat adalah hati yang dipenuhi dengan kasih. Kalau hati seseorang menjadi kecewa, lemah, kesepian, pahit, gelisah, amarah berkepanjangan, jauh dari TUHAN berarti itu adalah tanda-tanda hatinya kekurangan kasih. Kekosongan hati ini memang bisa diisi cinta manusia, tapi tidak bisa lengkap tanpa kasih TUHAN.

Power of miracles atau mujizat (Spiritual Quotient).
Bagi pengertian saya, mujizat adalah segala hal yang TUHAN lakukan bagi kita. Tapi bukan berarti kita tidak perlu berbuat apa-apa. Kita perlu memiliki iman sehingga mampu melihat mujizat itu. Orang yang tidak memiliki iman, meskipun mengalami mujizat, tetap akan menganggap mujizat itu hanya kebetulan, peristiwa alam, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Tidak heran ada yang menganggap mujizat itu tidak ada lagi. Padahal tangan TUHAN bekerja dibalik semua itu. Contoh mujizat setiap hari: jantung kita yang berdetak. Apa yang menyebabkan jantung kita berdetak? Saraf otak yang memerintahkan dan otot yang menggerakkan? Apa penyebab saraf otak dan otot bekerja (atau berhenti)? Jawaban selanjutnya akan berlanjut pada pertanyaan selanjutnya sehingga jawaban akan bermuara pada pilihan: “saya tidak tahu”, “hukum alam”, “sudah dari sananya”, atau “TUHAN”. Iman kitalah yang menentukan jawabannya.

Power of annointing atau pengurapan (Praktical Quotient).
Supaya kita bisa mengembangkan talenta (potensi) kita dan menunjukkan buah (prestasi) di manapun kita berada. Di keluarga kita membuahkan anak-anak yang bermasa depan cerah, di pendidikan kita membuahkan penghargaan-penghargaan, di karir kita membuahkan kinerja unggul, di bisnis kita membuahkan profit yang melimpah.

Kiranya penyembahan kita mendatangkan blessing worship atas kehidupan kita.
Salam inspirasi dari worship partner Anda – JP.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Power of Worship & Inspiration © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates