Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah – (Galatia 6:9)
“Tangkap pencuri bunga!” Daud mendengar warga berteriak-teriak, tapi tidak berminat membantu karena ia sedang bete pada nabi Samuel, pada hidupnya, dan yah pada TUHAN juga. Ia jemu dijanjikan menjadi raja, tapi kenyataannya nasibnya tetaplah ‘raja domba’.
Tiba-tiba matanya menangkap bayangan mengendap-endap di sekitarnya seperti srigala yang hendak menerkam dombanya. Si pencuri bunga! Sehingga Daud diam-diam mengikuti juga si pencuri, untuk menangkapnya. Hitung-hitung kegiatan pengusir kebosanan. Si pencuri berhenti di suatu kuburan. Dengan heran Daud mengamati, apa yang dilakukannya?
Si pencuri menaruh bunga di suatu kuburan sederhana, berkata, “Ibu, selamat ulang tahun! Maaf, aku tidak bisa membeli hadiah apapun karena uangku habis dipakai bapa bermabuk-mabukan. Aku tahu apa yang kuperbuat ini salah, tapi aku hanya tahu inilah caraku menunjukkan cintaku pada ibu.”
Daud tidak jadi menangkap pemuda itu karena berpikir, “Ia rela melakukan hal yang melanggar agama dan hukum demi mencintai seseorang yang sudah meninggal. Tapi aku, tidak rela melakukan hal yang baik dan indah demi orang yang mencintai aku seperti Guru. Bagaimana mungkin aku menangkapnya? Aku lebih berdosa daripadanya.”
Apapun yang kulakukan, akan kulakukan bagiMu ya TUHAN
Melakukan sesuatu bagi TUHAN tidak berarti mesti meninggalkan pekerjaan di dunia. Kenyataannya, melakukan sesuatu bagi orang yang kita kasihi akan memberikan kita motivasi kuat. Namun bila kita melakukan sesuatu bagi orang-orang yang TUHAN kasihi, akan memberikan TUHAN motivasi kuat untuk menolong kita mewujudkannya.
Sebab semua jerih payah, di dalamMu TUHAN takkan pernah sia-sia
Memandang manusia bukan sebagai sumber berkat namun sebagai salah-satu saluran berkat akan memberikan kita pengharapan. TUHAN bisa memakai cara apapun atau siapapun untuk memberi upah bagi orang yang bekerja bagiNya, di bidang apapun, melalui profesi apapun.
Tiada satupun yang dapat menghentikanku, memberikan yang terbaik bagiMu Tuhanku
Kelahiran Yesus sebagai bayi yang lemah di kota kecil, di keluarga biasa-biasa, hendak dibunuh oleh raja Herodes membuktikan, bahwa bukan latar belakang baik, keadaan diri terbaik, lingkungan terbaik, atau pendukung terbaik yang membuat seseorang bisa memberikan yang terbaik. Tekad kita sendirilah yang membuat perbedaan.
Tiada satupun yang layak menghalangiku, menerima yang terbaik dariMu (lagu Tiada yang Dapat Menghentikanku dari album Unstoppable).
Ciri-ciri pengubah dunia adalah menolak dipengaruhi dunia. Meskipun belum tentu mengubah dunia tetapi orang seperti itu akan mengubah nasibnya. Kita tidak bisa mencegah orang melakukan apapun terhadap kita. Tapi kita bisa mencegah diri kita tidak terpengaruh oleh apapun yang diperbuat orang lain. Orang boleh merasa punya hak menilai kita, tapi akhirnya hanya TUHAN lah yang paling berhak dan berkuasa menilai dan menentukan masa depan kita.
Salam inspirasi, selamat menerima yang terbaik dari TUHAN dengan kekuatan yang kita peroleh saat menyembahNya.
Your worship partner – Jonathan Prawira
0 komentar:
Posting Komentar