Rabu, 24 November 2010

4 Tipe Penyembah



EMPAT TIPE PENYEMBAH
edited by Jonathan Prawira

Artikel ini dikutip dari jurnal yang ditulis Merry Estherina dalam ibadah penyembahan Gereja Kristen Bersinar pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2009


Ada empat tipe penyembah:
#1 Penyembah yang tidak dalam roh dan kebenaran. Hanya menyembah di pelataran. Penyembahannya bergantung pada perasaan semata. Artinya sewaktu senang ya menyembah dan memuji TUHAN. Tapi sewaktu susah, mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Atau sebaliknya. Sewaktu senang, jangankan ingat menyembah, ke gereja saja jarang. Tapi sewaktu susah jadi rajin menyembah. (Maklum pelataran itu dekat dengan pintu gerbang. Jadi bisa keluar-masuk seenaknya. Tidak heran berkatnya keluar-masuk juga).

#2 Penyembah dalam roh saja. Rajin, semangat, dan khusyuk mengikuti ibadah penyembahan. Tapi tidak membawa kebenaran di dalam keseharian. Pada saat ramai-ramai menyembah, juga dilawat Tuhan. Tetapi begitu keluar dari tempat ibadah, hidupnya tidak mengalami perubahan. Beban hatinya juga makin berat. Biasanya penyembah model ini kalau tidak punya komunitas rohani yang kuat dapat terpental ke pelataran.

#3 Penyembah dalam kebenaran saja. Rajin dan semangat mencari tahu kebenaran Alkitab. Berusaha menjalankan kebenaran itu dengan sebaik-baiknya. Tapi tidak memiliki hubungan pribadi dengan TUHAN.  Hidupnya hanya diatur dan memandang segala sesuatu berdasarkan hal boleh atau tidak boleh di Alkitab. Jangankan mendekat pada TUHAN, penyembah model begini baru melihat orang lain menyembah dengan sungguh-sungguh saja sudah mengkritik terlalu emosional, terlalu nge-roh, terlalu mengawang-awang, tidak masuk di akal dan sebagainya.

#4 Penyembah dalam roh dan kebenaran. Inilah yang dicari Bapa. Dalam keadaan sukacita atau dukacita, hatinya tetap melekat pada Tuhan. Dunia boleh jungkir balik, tapi hatinya tetap teguh dan percaya(trust) pada Tuhan. Tipe ini diperkenalkan Jonathan Prawira sebagai intimate worshipper.

Ciri-ciri intimate worshipper:
#1 Sering memperoleh nyanyian baru dalam hatinya dan keluar dari mulutnya. Bahkan baru mendengar bagaimana Tuhan menolong orang lain dengan ajaib, langsung dia bermazmur memuji Tuhan.

#2 Membawa gaya hidup penyembah dalam keseharian hidupnya. Waktu memandang ke langit dan melihat bintang, hatinya akan berkata “Tuhan, Engkau luar biasa dan ajaib.” Waktu mengalami masalah besar, mulutnya akan berseru “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” (Maz 91:2). Bangun tidur sudah ingat Firman Tuhan “Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepadaMu sepanjang hari.”(Maz 71:8).

Nah, tidak heran kalau kita tidak boleh main-main dengan iman seorang intimate worshipper. Tidak mempan didakwa iblis. Perisai imannya kuat, bukan saja dia sadar, bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang hidup. Tapi dia mengenal identitasnya di dalam Yesus Kristus. Jadi tiap menyembah dia tidak mau atau tidak betah di pelataran atau hanya ruang kudus tetapi selalu berusaha dan dengan yakin masuk dalam ruang Maha Kudus dengan Darah Anak Domba. Ada kehausan dan kelaparan akan kebenaran sejati dalam hatinya.

Bagaimana menjadi intimate worshipper?
Dalam Mazmur 40:1-3 menyatakan jika kita menanti-nantikan Tuhan dengan sabar, Tuhan pasti datang menolong dan mengangkat dari kehancuran bahkan menempatkan kaki di atas bukit batu dan menetapkan langkah kita. Bahkan dalam Mazmur 40:4 ditulis TUHAN memberikan nyanyian baru yaitu: suatu mazmur pujian penyembahan dari yang kita telah alami dengan TUHAN secara pribadi. Sehingga dengan pengalaman hidup dan keajaiban Tuhan dalam hidup kita, menjadi kesaksian bagi yang lain dan membawa hati orang percaya kepada Tuhan. Ini karakter Tuhan kita: kalau sudah menolong, tidak kepalang-tanggung, apa juga akan diberikan dan dilakukan.

Jika rindu menjadi seorang intimate worshipper, ganti mengeluh dengan bersyukur. Intimate worshipper bukan manusia sempurna -- dia bisa jatuh dalam dosa. Daud adalah model seorang intimate worshipper.  Dia pernah berbuat dosa besar, baik diakibatkan keinginan mata dan dan keinginan daging (berzinah dengan Betsyeba dan membunuh suaminya) atau arena keangkuhan hidup (mengadakan sensus rakyat Israel). Tapi waktu dihukum, Daud tidak mengerutu atau menyalahkan orang lain. Dia cepat berbalik, konsekuen menanggung hukuman TUHAN. Dan hatinya tetap melekat kepada Tuhan. Tidak heran Daud disebut orang yang berkenan di hati Tuhan.

Marilah menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Bukan saja menyembah hanya waktu susah atau hanya waktu senang, tetapi secara konsisten dan dilakukan dengan iman. Menyembah tidak selalu berbentuk pujian. Tetapi ucapan syukur pun akan berpengaruh dalam kehidupan kita. Dalam penyembahan yang sejati, ketika hadirat Tuhan turun ada angin Roh Kudus yang meniup api Roh Kudus berkobar dalam hati kita. Perkenankanlah Tuhan menjadikan hidup kita sebagai saksi dari nyanyian baru agar banyak orang diselamatkan dari kesaksian hidup kita. Jika Saudara belum merasa layak disebut sebagai intimate worshipper, jangan kuatir. Semuanya perlu proses karena Roh Kudus akan membimbing, asal kita membuka hati kita. Tuhan memberkati. (ME)                                                        

0 komentar:

Posting Komentar

 

Power of Worship & Inspiration © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates