BERKAT TUHAN YANG MENJADIKAN KAYA #1
By Jonathan Prawira
Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya – (Amsal 10:22)
Dulu sebelum mengenal TUHAN, kalau saya ditanya ingin apa dalam hidup ini, saya menjawab: ingin kaya. Saat ini, saya jadi teringat hikayat lucu mengenai nelayan bernama Simon (sebelum namanya diganti menjadi Petrus). Alkisah, Simon baru pulang menjala ikan semalaman dalam keadaan lelah dan ngantuk. Ia bertemu seseorang yang sedang memancing di pantai sambil tidur-tiduran. Merasa si pemancing itu malas, Simon pun pun langsung menegurnya: Hai, Nelayan, apa yang sedang kau lakukan? Mengapa engkau tidak pergi ke laut sepertiku? Tanpa menoleh sedikitpun, pemancing itu menjawab dengan pertanyaan: Untuk apa?
Simon menjawab : Untuk mendapatkan uang yang cukup tentunya.
Pemancing bertanya : Untuk apa?
Simon menjawab : Untuk membeli perahu yang lebih besar tentunya.
Pemancing bertanya : Untuk apa?
Simon menjawab : Untuk bisa menangkap ikan yang jauh lebih banyak.
Pemancing bertanya : Untuk apa?
Simon menjawab : Untuk menjadi kaya.
Pemancinb bertanya : Untuk apa?
Mendengar pertanyaan berulang-ulang, Simon pun marah: Ya, setelah kaya, barulah aku bisa beristirahat dengan tenang.
Si pemancing akhirnya menoleh kepada Simon. Ia tersenyum dan berkata: Kalau hanya untuk beristirahat, untuk apa menunggu sampai kaya? Sekarangpun aku sedang melakukannya.
Di tengah-tengah tekanan ekonomi yang semakin berat, tidak heran seseorang merasa perlu bekerja sekeras mungkin, sampai mengorbankan banyak hal, termasuk ibadah dan saat menyembah TUHAN. Ia berpikir, kalau ia kaya maka ia akan terbebas dari kekurangan, barulah memikirkan urusan kerohanian.
Padahal orang-orang kayapun tetap bisa merasakan kekurangan dan tekanan. Mereka bisa tetap merasa kuatir, bisa merasa cemas, bisa merasa takut, tidak merasakan damai sejahtera, dan ketenangan dalam hatinya.
Salomo – konon orang terkaya yang pernah hidup – memberikan inspirasi, bahwa bukan susah payah, melainkan orang-orang yang memperoleh berkat TUHAN yang memiliki kekayaan sejati. Kekayaan yang bukan diukur dari apa yang dimiliki dan dikuasai, tetapi dari apa yang mampu dinikmati dan disyukuri. Bukan hati yang merasa mampu memperoleh apa yang belum dimiliki, tetapi hati yang merasa mampu untuk membagikan apa yang dimilikinya.
S’perti burung di udara / Kaupun p’lihara / Terlebih hidupku Kau pandang berharga / Dalam s’gala perbuatanku / Aku percaya / Hanya berkat TUHAN lah yang menjadikan kaya – (lagu Berkat Tuhanlah yang Menjadikan Kaya dari album Call Me Blessed).
Mengapa berkat TUHAN dan bukan susah-payah yang bisa membuat seseorang kaya? Karena hanya orang yang diberkati TUHANlah yang bisa merasakan dan menikmati bagian yang telah TUHAN berikan kepadanya.
Salam inspirasi dari your worship partner - Jonathan Prawira.
0 komentar:
Posting Komentar