Rabu, 24 November 2010

Intimate Worship


INTIMATE WORSHIP,
RAHASIA MENGALAMI JANJI TUHAN
by Jonathan Prawira

Untuk bisa menang atas segala perkara di dunia yang semakin berat, kita tidak bisa menggunakan kekuatan sendiri. Kita perlu disertai TUHAN untuk dapat menghadapinya. Bagaimana supaya kita disertai TUHAN? Daud memberikan contohnya yaitu intim dengan TUHAN. Bagaimana supaya kita bisa intim dengan TUHAN? Melalui intimate worship.

Mazmur 25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.

INTIMATE WORSHIP ADALAH BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN
Intimate worship adalah penyembahan yang bukan didasarkan atas kewajiban moral atau perintah agama. Melainkan penyembahan yang dilakukan berdasarkan hubungan yang intim [bergaul karib] antara manusia dan PenciptaNya. Apa dasar dari intimate worship? Menyadari bahwa TUHAN itu bukan energi yang abstrak, bukan zat yang mati, tetapi Roh yang hidup dan punya hati (perasaan).

Artinya TUHAN bisa sedih atau senang, marah atau puas, menyesal atau bangga, murka atau berbelas kasihan, benci atau mengasihi. IA mampu berhubungan secara emosi dengan kita. Dan kesungguhan menjalin hubungan hati ke hati dengan kitalah, yang membuatNYA bersedia melakukan hal yang berbeda dari konsep ketuhanan yang lain, yaitu menyebut diriNYA Bapa, dan kita adalah anak-anakNya.

Pertanyaannya mengapa TUHAN hanya bergaul karib dengan beberapa tokoh Alkitab dan bukan seluruh umat Israel? Sama seperti mengapa kita hanya bergaul karib dengan sahabat-sahabat terdekat kita? Karena tidak semua orang cocok dan membuat kita nyaman untuk mendekati mereka. Demikian pula, tidak seluruh umat Israel membuat TUHAN nyaman untuk mendekat. Bagaimana membuat TUHAN cocok dengan kita? Sederhana. Dengan takut akan TUHAN.

Bagi saya, takut akan TUHAN bukan sekadar menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA. Ini bukanlah suatu hubungan, tetapi hanya transaksi rohani saja. Saya melakukan A, maka TUHAN melakukan B. Bukan itu.

TAKUT AKAN TUHAN BERARTI #1 MENGAKUI KEBESARANNYA.
Andaikata saya berada di ruang Presiden Amerika Serikat, maka saya pasti gemetar. Mengapa? Karena dalam hati, saya mengakui, betapa besarnya pengaruh dan kekuasaan presiden. Jika kita menyadari dan mengakui betapa besarnya pengaruh, kekuasaan, dan kemampuan TUHAN, maka pasti kita akan mengalami takut akan TUHAN.

Mengapa ada orang yang tidak takut akan TUHAN? Karena ia tidak mau mengakui kebesaranNYA. Ada seorang wartawan yang mencoba melemparkan sepatu kepada presiden Amerika Serikat yang sedang berkunjung resmi ke negaranya. Apa akibatnya? Walaupun ada orang-orang lain yang sama kurang ajarnya yang mendukung perbuatannya. Walaupun sepatu merek itu menjadi laris. Walaupun orang itu disebut pahlawan bagi musuh presiden. Tetapi kenyataannya baginya adalah hukuman penjara dan kehilangan karir. Seseorang bisa tidak takut akan TUHAN, tetapi itu hanya akan berakibat kepada dirinya sendiri. Sementara TUHAN tetaplah TUHAN.

TAKUT AKAN TUHAN BERARTI #2 MENGENAL KEMAMPUANNYA.
Sewaktu ayah saya masih hidup, saya tidak pernah takut bila perabotan di rumah kami rusak. Karena beliau adalah seorang yang pandai sekali memperbaiki barang. Jika beliau tidak sanggup memperbaikinya, maka beliau tetap sanggup mengawasi dan mensupervisi, sehingga teknisi yang kami panggil tidak bakal berani bermain-main dalam memperbaiki barang kami. Saya dulu hanya takut kalau ayah saya sedang ke luar kota, tiba-tiba terjadi korsleting. Karena saya tidak paham listrik sama-sekali.

Hal ini menginspirasi saya. Semakin kita mengenal kemampuan TUHAN, maka semakin tidak ada yang bisa membuat kita takut. Selain takut, bahwa TUHAN tidak menyertai kita.

TAKUT AKAN TUHAN BERARTI #3 MENGHORMATI KEBAIKANNYA. Teman saya pernah memelihara anak beruang yang dinamai Teddy. Lucu sekali. Saking lucunya kami sering memberi Teddy makan, menggodanya, mempermainkannya, bercanda dengannya sampai berguling-gulingan. Si Teddy akan mengeluarkan suara gemas sambil menggigit kami dengan main-main. 

Suatu hari seorang anak baru datang ke rumah teman kami karena tertarik mendengar tingkah-laku Teddy yang menarik hati. Tapi anak baru ini mungkin agak kasar tingkah lakunya bagi anak beruang tersebut. Sehingga anak beruang itu yang tadinya hanya bermain-main tiba-tiba menggeram dan menampar teman barunya dengan telapak tangan berkukunya yang kira-kira selebar CD. Untung, anak itu berhasil mengelak, tetapi bagaimanapun pipinya tergores dan terlempar oleh tamparan Teddy yang naik darah.

Anak itu kabur ketakutan. Tetapi bukan cuma ia yang takut. Sejak saat itu kami tidak berani lagi bermain dengan Teddy. Orangtua teman saya pun menyerahkan Teddy ke kebun binatang. Mengapa? Karena kami baru mengalami ketakutan, menyadari bahwa anak beruang yang imut seperti boneka besar itu ternyata bisa mengamuk seperti Godzila juga.

Rasa takut inilah yang perlu kita miliki terhadap TUHAN. Mengapa seseorang bisa kurang ajar kepada TUHAN? Karena mereka tidak menyadari kebaikan dan kesabaran TUHAN. TUHAN tidak lemah, tapi hanya lemah lembut. TUHAN itu senang bermain-main tetapi bukan berarti IA bisa dipermainkan. TUHAN itu bukan tidak berkuasa, IA hanya rendah hati. TUHAN itu panjang sabar, tetapi bukan berarti kesabaranNYA tidak bisa habis. TUHAN itu peramah, tapi jangan membuatNYA marah.

Banyak orang yang lebih takut kepada setan daripada kepada TUHAN. Ini perasaan yang keliru. Buktinya setan pun sangat takut kepada TUHAN. Takutlah akan TUHAN karena kalau IA menjadi musuh kita, maka Alkitab mengomentari: ngeri betul jatuh ke dalam tangan TUHAN yang hidup.

TAKUT AKAN TUHAN BERARTI #4 MENJAGA HATINYA.
Inilah rahasia Daud mengapa berkenan di hati TUHAN. Karena Daud selalu berusaha menyenangkan hati TUHAN. Daud pernah mengatakan hal yang membingungkan saya, bahwa ia mencintai taurat TUHAN. Saya berpikir keras, apa yang membuat Daud suka pada larangan dan perintah agama yang notabene tidak disukai oleh kebanyakan orang termasuk saya. Siapa yang suka dilarang, apalagi bila itu menyangkut melakukan hal yang kita sukai? Sampai kemudian saya mendapatkan jawabannya ketika saya mencoba melewati rel kereta api karena menyangka kereta api masih jauh.

Bel sudah berbunyi, palang pintu sudah turun. Tetapi karena kepala saya dipenuhi berbagai alasan yang membenarkan tindakan saya, saya malah menginjak pedal gas dan berhasil menyerobot tepat sebelum palang turun. Saya sempat puas berpikir saya bisa mengalahkan kereta yang lewat dengan kegesitan saya. Saya benar. Tetapi tidak terpikirkan, bahwa kemacetan membuat mobil saya yang sedang berada di tengah-tengah rel terhalang oleh mobil di depan!

Saya sudah mendengar klakson kereta api. Saya sempat mendengar orang berteriak-teriak. Tetapi mobil tidak bisa bergerak atau mundur. Karena palang sudah tertutup dan mobil di belakang saya sudah menggantikan posisi saya di belakang palang. Apa yang bisa saya lakukan? Hanya mengklakson sekeras mungkin. Saya masih bisa merasakan getaran kereta yang lewat saat saya berhasil juga melewati rel.

Dengan jantung yang nyaris copot dan keringat dingin membanjir seperti sehabis marathon, saya menyadari pentingnya palang pintu melarang saya menyerobot. Demi keselamatan nyawa saya sendiri juga. Di situlah saya mendapatkan inspirasi. Mengapa Daud bisa mencintai larangan TUHAN? Karena Daud melihat maksud hati TUHAN mengeluarkan aturan dan larangan. Bukanlah karena keegoisan TUHAN, tetapi demi kebaikan manusia sendiri. Hal ini membuat Daud sangat mengasihi TUHAN seperti mencintai taurat yang dikeluarkan TUHAN.

Apa hubungan antara mengasihi TUHAN dan takut akan TUHAN? Erat sekali. Ada seseorang yang dikatai takut istri karena tidak pernah mau diajak keluar malam. Tetapi ia menjawab dengan yakin: “Saya bukannya takut kepada istri saya. Saya sayang kepada istri saya dan takut ia mencemaskan saya karena masa lalu saya itu playboy.”

Kalau kita mengasihi dan mempedulikan seseorang maka kita takut untuk menyakiti perasaannya. Kita takut dia direbut orang lain. Kita takut untuk membuatnya sedih. Kita takut untuk membuatnya kecewa. Kita bekerja keras karena takut ia menderita kemiskinan. Kita mengantarnya di waktu malam, karena takut sesuatu hal menimpanya. Kita tidak mau ia kurang tidur karena takut kalau dia sakit. Kita pasti mengabarinya karena kita takut ia menjadi kuatir.

Kalau kita memiliki rasa takut yang benar kepada TUHAN seperti karyawan tahu diri terhadap Bosnya, seperti rakyat mentaati rajanya, seperti anak menghormati ayahnya, apalagi rasa takut yang didasari oleh kasih seperti kekasih yang menyayangi pasangannya maka TUHAN pasti tidak segan-segan bergaul karib dengan kita.

Apa hasil dari intimate worship ini? TUHAN mengadakan perjanjian kepada kita. Ada orang yang menuntut janji TUHAN, hanya karena TUHAN sudah mengatakan hal tersebut. Memang TUHAN mengatakannya, tetapi pertanyaannya, untuk siapa? Surat perjanjian orang lain tidak bisa kita klaim sebagai perjanjian kita bukan?

Kita tidak sembarangan membuat surat perjanjian dengan setiap orang. Perjanjian selalu terjadi antara dua pihak yang saling mempercayai, bahwa ke dua-belah pihak akan melakukan bagiannya masing-masing. Jika kita bersikap seperti itu, apalagi TUHAN. TUHAN tidak sembarangan membuat perjanjian. TUHAN membuat perjanjian yang berbeda-beda antara dengan Musa, Daud, Saul, dan Salomo. Ketika Raja Saul dan Raja Salomo melanggar sepihak, maka otomatis perjanjian pun batal.

Sewaktu rumah kami kebanjiran, seorang tetangga saya malah mendapat lebih banyak. Koq bisa? Karena ia mengisi polis banjir bulan Desember, sewaktu ada promosi diskon 50%. Baru berjalan dua bulan, banjir terjadi. Keabsahan polisnya sempat diragukan pihak asuransi. Tetapi setelah diselidiki, akhirnya uang pertanggungan keluar. Mengapa? Sederhana. Karena seluruh syaratnya dipenuhi.

Jika kita ingin lebih mengalami janji TUHAN nyata di hidup kita, maka semakin intim dengan TUHAN melalui penyembahan kita.

Salam inspirasi dari worship partner Anda - JP

1 komentar:

Widatik mengatakan...

terimakasih sangat terberkati sekali

Posting Komentar

 

Power of Worship & Inspiration © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates